Bayan DPP PKS tentang Wahabi, Qunut, Tahlil, Maulid, dan Yasin-an

15 10 2012

TETAP PARTAI DA’WAH, MESKI PKS TERUS DIFITNAH

Bayan Dewan Syari’ah Pusat Partai Keadilan Sejahtera
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil alamin wasshalatu wassalamu ‘ala sayyidil mursalin, nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Wa ba’du..

Fenomena partai da’wah PKS dalam blantika perpolitikan nasional telah mengundang banyak hal. Ada ketercengangan, ada pertanyaan, ada pula kekhawatiran bahkan kecurigaan. Menghadapi laju PKS di ranah politik sekaligus ranah da’wah, berbagai pihak melakukan ragam cara. Bertambah banyak yang simpati lalu mendukung, tapi tidak sedikit yang menebar halang rintang dengan langkah politis, bahkan ada yang menebar kedustaan dengan isu keagamaan. Cara yang terakhir ini berulang kali dimunculkan barbarengan dengan perjuangan politik PKS melalui pemilu legislatif dan pilkada.

Kedustaan (iftira) dengan isu keagamaan itu berupa sebutan atau stempel yang sembarangan dan sama sekali mengabaikan perintah Islam untuk klarifikasi (tabayyun) baik dengan meruju dokumen-dokumen PKS maupun dengan menanyakan secara langsung kepada pihak yang berkompeten di PKS. Kedustaan yang terbaru dibuat oleh yang menamakan dirinya Tim Taushiyah dan Maklumat pada hari Ahad 22 Sya’ban 1429 H/24 Agustus 2008 di salah satu Pesantren. Kami tidak sampai hati menuliskan sembilan nama Kiyai sebagai tim perumus yang sejatinya mukarramun. Inti dari taushiyah tersebut meminta masyarakat khususnya kalangan tertentu dari kaum muslimin, agar mewaspadai gerakan Wahabisme yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang bertujuan menghilangkan syari’at dan tradisi Yasinan, Tahlilan, Qunut dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, serta tradisi lainnya yang suka dilakukan Ahlussunnah Waljama’ah. …Selengkapnya





8 Ibadah di Bulan Dzulhijjah

13 11 2010

Sekarang bulan Dzulhijjah. Jika bulan ini disebut, maka dalam pikiran kita spontan teringat pada dua hal: pertama, tiap minggu kondangan karena banyak yang menikah, dan kedua, nyate bareng sama tetangga sehabis motong kambing kurban. Padahal, bulan Dzulhijjah lebih dari itu. Secara khusus Rasulullah saw. menyebut keutamaan bulan ini, terutama untuk 10 hari pertama di awal bulan.

Dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi saw. Bersabda, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah.” Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari) …8 Ibadah Dzulhijjah





Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

9 08 2010

dakwatuna.com – “Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya. …Keutamaan-keutamaan Ramadhan





TRP dan Buka Bersama 1430 H

6 09 2009

Sambutan Ketua DPC

Sambutan Ketua DPC


Hari Ahad, bertepatan dengan tanggal 30 Agustus 2009, PKS DPC Rungkut berkesempatan menyelenggarakan acara TRP (Ta’lim Rutin Partai) dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Lokasi yang dipilih tahun ini adalah di balai RW Rumah Susun Penjaringan. Pada kesempatan itu dihadiri tidak kurang dari 70 orang peserta. Peserta terdiri dari sebagian besar adalah relawan partai yang menjadi saksi TPS baik untuk pemilu legislatif maupun pemilu presiden.

Peserta TRP dan Buka Puasa Bersama

Peserta TRP dan Buka Puasa Bersama

Acara dimulai sekitar pukul empat sore. Peserta mulai hadir dari seluruh penjuru kecamatan Rungkut, yaitu Rungkut Kidul, Kali Rungkut, Kedung Baruk, Penjaringan, Wonorejo dan Medokan Ayu. Dibuka dengan tilawah Qur’an oleh ustadz Muhailil, S.Ag kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ketua DPC, bapak Yuli Prapto Handoyo, S.Kom. Sedangkan ceramah agama disampaikan oleh ustadz Fadhil yang sekaligus diberi mandat untuk menutup dengan doa. Tepat pada waktu azan maghrib acara berakhir.





Taujih Tarhib Ramadhan 1430 H

20 08 2009

Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan

Wa innahuu ladzikrul laka wa liqoumika wa saufa tus-aluun.
Dan sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. (QS. 43:44)

Ketika Allah Swt.. menjadikan Islam sebagai rahmat buat alam semesta; ketika Allah Swt. menghendaki dari umat Islam menjadi umat terbaik; ketika Allah Swt. menghendaki agar umat Islam mampu memikul amanah untuk memimpin dunia ini; ketika Allah menghendaki agar umat Islam menjadi saksi bagi seluruh umat manusia, maka ketika itulah Allah Swt. mempersiapkan umat Islam sedemikian rupa, agar umat Islam ini layak menjadi umat yang terbaik. Di antara sarananya adalah dengan pembentukan manusia yang bertaqwa. Pembentukan manusia yang bertaqwa inilah yang banyak dilupakan manusia, sehingga ukuran kemajuan atau ukuran kesejahteraan hidup diukur dengan paradigma materi. Lupa bahwa manusia itu bukan hanya dari unsur materi saja, tetapi manusia punya nurani yang harus diperhatikan, yang harus dibina sehingga pantas untuk menjadi manusia yang terbaik. Oleh karena itu Ramadhan hadir di tengah-tengah kita dalam rangka untuk menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik yang layak memimpin dunia ini. …Hikmah Puasa





Kisah Aleg PKS: Rezeki Milik Siapa?

1 04 2009

Sosoknya tinggi besar, ada bekas sujud pada keningnya. Gaya bicara yang lembut tetapi tegas adalah ciri yang melekat padanya. Mantan aktivis PII (Pelajar Islam Indonesia) wilayah Jawa Tengah ini sudah berdakwah sejak remaja. Sosoknya yang sederhana, gampang belas kasih pada kaum dhuafa adalah sosok istimewa di tengah-tengah gemerlapnya fasilitas anggota Dewan. Ya, Pak Zubaair Syafawi kini adalah anggota legislatif DPRD I Jawa Tengah dari Partai Keadilan.

Tahun ini beliau dicalonkan menjadi Gubernur/ wakil Gubernur Jawa tengah. Tahukan anda beliaulah calon Gub WaGub yg memiliki harta paling sedikit? Aset kepemilikan beliau ketika dihitung hanya sejumlah 20 juta! Tidak lebih! MasyaAllah. Saya tergugu mendengarnya. …Kisah selengkapnya





Jelang Pemilu: Tingkatkan Spiritual

16 03 2009

Jelang Pemilu
PKS Imbau Masyarakat Tingkatkan Kualitas Spiritual

PKS sebagai partai berazas Islam merasa berkepentingan agar kader-kadernya memiliki kualitas ruhiyah atau spiritual yang baik menjelang Pemilu.

PK-Sejahtera Online: Partai Keadilan Sejahtera mengimbau seluruh kader dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas spiritual menjelang Pemilu yang hanya menyisakan waktu satu bulan saja. Hal ini penting karena gesekan-gesekan yang terjadi akan bisa diatasi bila masyarakat mengutamakan semangat persaudaraan dan rasa damai. Demikian diungkapkan Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana dalam pencanangan Bulan Peningkatan Kualitas Ruhiyah, hari ini(10/3) di kantornya di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat.

Menurut Triwisaksana, PKS sebagai partai berazas Islam merasa berkepentingan agar kader-kadernya memiliki kualitas ruhiyah atau spiritual yang baik menjelang Pemilu. “Dengan ruhiyah yang baik, kader tidak hanya punya semangat juang yang tinggi, tapi juga imunitas terhadap provokasi yang mungkin akan menguras emosi kader,” demikian dikatakan pria yang lebih sering dipanggil Sani ini. …Selengkapnya





Politik dan Dakwah

24 02 2009

Menjadi Politisi Dakwah
Oleh: Tim dakwatuna.com
Kirim

dakwatuna.com – Apakah politisi dapat menjadi da’i? Atau apakah dai dapat menjadi politisi? Dan apakah mungkin kegiatan dakwah menjadi kegiatan politik? Atau sebaliknya kegiatan politik menjadi kegiatan dakwah? Menjawab beberapa pertanyaan di atas tidaklah mudah, apabila kita melihat persepsi masyarakat tentang dakwah dan politik. Dakwah dan politik adalah dua ‘kata’ yang kontra bagi mereka. Hal itu karena politik dipahami sebagai aktifitas dunia, sedang dakwah dipahami sebagai aktifitas akhirat. Yang pada gilirannya dipahami bahwa dakwah tidak pantas memasuki wilayah politik, dan politik haram memasuki wilayah dakwah. Dakwah adalah pekerjaan para ustadz, dan politik pakerjaan para politisi. Jika seorang ustadz yang menjadi politisi, ia harus menanggalkan segala atribut dan prilaku ke-ustadz-annya, dan harus mengikuti atau beradaptasi dengan perilaku para politisi. Demikian pula apabila seorang politisi menjadi ustadz ia pun harus menanggalkan baju politiknya, dan jika tidak, ia akan tetap dicurigai menggunakan agama sebagai alat politik.

Tapi, pertanyaan di atas akan menjadi mudah untuk dijawab, apabila politik dipahami sesuai dengan definisi aristoteles bahwa politik adalah: “Segala sesuatu yang sifatnya dapat merealisasikan kebaikan di tengah masyarakat.” Definisi ini meliputi semua urusan masyarakat, temasuk di dalamnya masalah akhlak yang selama ini menjadi wilayah kerja dakwah, sebagaimana dipahami masyarakat. …Selengkapnya





Thariq bin Ziyad, Penakluk Spanyol

17 12 2008

dakwatuna.com – Setelah Rasulullah saw. wafat, Islam menyebar dalam spektrum yang luas. Tiga benua lama -Asia, Afrika, dan Eropa-pernah merasakan rahmat dan keadilan dalam naungan pemerintahan Islam. Tidak terkecuali Spanyol (Andalusia). Ini negeri di daratan Eropa yang pertama kali masuk dalam pelukan Islam di zaman Pemerintahan Kekhalifahan Bani Umaiyah.

Sebelumnya, sejak tahun 597 M, Spanyol dikuasai bangsa Gotic, Jerman. Raja Roderick yang berkuasa saat itu. Ia berkuasa dengan lalim. Ia membagi masyarakat Spanyol ke dalam lima kelas sosial. Kelas pertama adalah keluarga raja, bangsawan, orang-orang kaya, tuan tanah, dan para penguasa wilayah. Kelas kedua diduduki para pendeta. Kelas ketiga diisi para pegawai negara seperti pengawal, penjaga istana, dan pegawai kantor pemerintahan. Mereka hidup pas-pasan dan diperalat penguasa sebagai alat memeras rakyat.

Kelas keempat adalah …Selengkapnya





Berkarya untuk Bangsa

15 12 2008

Untuk mendapatkan nilai “taqwa” maka sangatlah di tentukan oleh kualitas dan produktifitas amal, kualitas itu tentu mencakup makna kikhlasan dan keteladanan kepada Rasulullah saw, serta manfaat dari amal perbuatannya bagi diri dan orang lain. Karenanya Allah SWT memberikan prestasi manusia atas keberhasilannya dengan dasar kualitas kerjanya, bukan semata-mata kuantitasnya.

“Maha suci Allah yang di tangan-Nya seluruh kerajaan dan Dia berkuasa tas segala sesuatu. Allah yang telah menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu siapa diantara kamu yang paling baik kualitas amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” Al-Muluk :1-2

“Rasulullah saw ditanya tentang siapa orang yang paling dicintai Allah? dan perbuatan-perbuatan apa yang paling dicintai Allah? Nabi saw menjawab : “Orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain, dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah ; memasukkan kegembiraan pada seorang muslim, menghilangkan kesusahannya, melunasi hutangnya, mengusir kelaparannya, bersama menyelesaikan sebuah hajat saudaraku muslim lebih aku sukai dari pada sebulan ber i’tikaf di masjid Nabawi, siapa orang yang dapat mengendalikan amarahnya maka Allah akan menutupi keburukannya, siapa yang mampu meledakkan emosi namun ia mampu mengendalikan emosinya, maka Allah akan memenuhi harapan hatinya di hari kiamat dan orang yang bersamanya.” Al-Hadist

Kalau surat Al Muluk diatas menekankan pada kualitas dengan spirit vertikal, maka hadist Nabi berikutnya menjelaskan …Selengkapnya





Tingkatkan Taat di 10 Awal Dzulhijjah

3 12 2008

dakwatuna.com – Tak terasa, kita sekarang sudah memasuki bulan mulia, bulan di dalamnya ada lebaran haji dan kurban, yaitu bulan Dzulhijjah. Dan sepuluh hari di awal bulan ini adalah merupakan jenak-jenak waktu yang sangat berharga bagi siapa saja yang menghendaki rahmat Allah swt., karena hari-hari ini lebih afdhol dibandingkan hari-hari setahun lainnya secara mutlak.

Allah swt. dalam Al Qur’an telah bersumpah dengan malam-malam sepuluh hari awal bulan ini, hal ini membuktikan bahwa waktu ini sangatlah istimewa, memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah swt, adalah hari-hari untuk meningkatkan amal shaleh, dan karena itu mendapatkan apresiasi yang besar dan balasan yanng melimpah dari sisi Allah swt. Allah berfirman:… Selengkapnya





Kematian Hati

21 11 2008

PK-Sejahtera Online: Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu. Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.
Selengkapnya





Menjalani Zaman Penuh Fitnah

4 07 2008

Oleh Ihsan Tandjung

Zaman yang sedang kita jalani dewasa ini merupakan zaman sarat fitnah. Banyak pesan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai fitnah di akhir zaman yang sangat cocok menggambarkan zaman yang sedang kita lalui saat ini. Inilah zaman ketika giliran kemenangan di dunia bukan berada di fihak ummat Islam. Ini merupakan zaman di mana Allah subhaanahu wa ta’aala menguji orang-orang beriman. Siapa di antara mereka yang mengekor kepada orang-orang kafir, siapa di antara mereka yang emas imannya dan bahkan rela berjihad di jalan Allah subhaanahu wa ta’aala hingga meraih kemuliaan mati syahid. Selengkapnya





Mari Bersatu!

13 06 2008

Tampaknya perbedaan dan perselisihan, kemungkinan besar, masih akan mewarnai dan sekaligus mengurangi kegembiraan serta kebahagiaan kita dalam menyambut ‘iedul fitri tahun 1428 H. ini, seperti tahun lalu, dan juga seperti tahun-tahun sebelumnya. Padahal semula kita semua berharap dengan sangat optimis bahwa, mulai Ramadhan tahun 1428 ini, akan terjadi kesepakatan, melalui mekanisme tertentu, untuk menyatukan penetapan awal Ramadhan, ‘iedul fitri dan ‘iedul adha. Khususnya harapan dan optimisme itu diperkuat oleh adanya langkah-langkah mulia dari para tokoh ormas besar dan berbagai pihak lainnya, dan juga yang diprakarsai Pemerintah, ke arah penyatuan yang kita harapkan bersama. Dan kita semua wajib mendukung seluruh langkah dan upaya mulia itu, seraya terus membesarkan harapan dan berdoa, semoga hasil terbaik berupa kesepakatan dan penyatuan yang didambakan, secepatnya bisa terwujud. Dan alangkah indah serta luar biasanya seandainya itu bisa terjadi sejak ‘iedul fitri 1428 H. ini !

Sedangkan dalam konteks Partai Keadilan Sejahtera, maka harapan, seruan dan dukungan ke arah penyatuan yang didamba-damba itu, telah diwujudkan dan dibuktikan dalam bentuk langkah kongkret, yang menegaskan kesiapan penuh dan total untuk bertoleransi dan berkompromi. Karena Partai Keadilan Sejahtera meyakini bahwa, kesepakatan dan penyatuan itu tidak mungkin bisa terealisir kecuali dengan syarat adanya kesiapan semua pihak, utamanya ormas-ormas besar dan Pemerintah, untuk bertoleransi dan berkompromi. Dan salah satu bukti riil atas kesungguhan dukungan PKS ke arah penyatuan, dan totalitas kesiapannya untuk bertoleransi dan berkompromi tersebut, adalah dengan telah diterbitkannya bayan Dewan Syariah Pusat Partai Keadilan Sejahtera tentang awal Ramadhan dan ‘Iedul Fitri 1428 H., yang tidak lagi membuat penetapan sendiri seperti tahun-tahun sebelumnya, melainkan memberikan keleluasaan kepada para kader dan simpatisan untuk dapat menyesuaikan diri dalam melaksanakan ibadah Ramadhan dan ‘Iedul Fitri bersama dengan kaum muslimin di sekitarnya.

Bahkan bukti yang lebih kongkret lagi telah ditunjukkan oleh Dewan Syariah Wilayah Partai Keadilan Sejahtera Jawa Timur tahun lalu, dengan keputusannya tentang hari ‘Iedul Fitri 1427 H., yang “berbeda” dengan penetapan Dewan Syariah Pusat! Dimana keputusan itu diambil, sama sekali bukan karena pertimbangan hasil hisab ataupun rukyah yang kontroversial waktu itu, melainkan murni karena menyesuaikan diri dan dalam rangka menyertai jumhur (mayoritas) kaum muslimin di Jawa Timur, yang sepakat ber-‘iedul fitri sehari mendahului jumhur di level nasional.

Ya, kita memang tetap wajib berharap dengan optimis – dan terus berusaha – agar terwujud kesepakatan dan penyatuan itu. Karena secara syar’i (menurut syariat) dan waqi’i (tuntutan realita) memang semestinya ummat Islam di Indonesia bersepakat dan bersatu dalam mengawali shaum Ramadhan, ber-’iedul fitri dan ber-’iedul adha, dan tidak semestinya selalu berbeda atau berselisih. Setidaknya ada tiga alasan penting yang perlu dicatat dan digaris bawahi disini:

Pertama: Karena ibadah shaum Ramadhan, ‘iedul fitri dan ‘iedul adha memang merupakan ibadah-ibadah dan momen-momen yang bersifat jama’iyah, yakni ibadah dan momen kebersamaan, kesepakatan dan persatuan, serta tidak boleh secara sendiri-sendiri, pribadi-pribadi dan masing-masing. Mengawali puasa mesti bersama-sama, tidak masing-masing. Bergembira dalam ber-’iedul fitri dan ber-’iedul adha juga mesti bersama-sama, dan tidak masing-masing. Itulah tuntunan syariat Islam berdasarkan hadits-hadits dan praktik ummat Islam sejak generasi salaf dan seterusnya sepanjang sejarah panjang ummat. Ini tentu maksudnya untuk satu negara tertentu, atau satu wilayah tertentu, atau satu daerah tertentu. Sementara itu adanya perbedaan di tataran praktek hanyalah ditolerir jika terjadi antar negara, atau antar wilayah yang berjauhan saja.

Kedua: Masalah perbedaan dalam hal penentuan awal Ramadhan, ‘iedul fitri dan ‘iedul adha, adalah salah satu contoh masalah dimana adanya perbedaan (ikhtilaf) hanya ditolerir dalam hal metode dan cara penentuan di tataran teori dan wacana saja, tapi tidak ditolerir berlanjutnya perselisihan tersebut di tataran praktek dan implementasi di lapangan riil. Inilah yang kita tahu dan catat dari praktik imam-imam dan ulama-ulama berbagai generasi sepanjang sejarah ummat Islam. Dimana sejak dulu telah dan selalu terjadi perbedaan dan perselisihan antar madzhab para imam dan ulama dalam cara, teori, dan wacana penentuan serta penetapan, antara metode rukyah dan hisab, bahkan antara metode rukyah global dan rukyah lokal, yang semestinya sangat logis jika hasil keputusannya akan beda. Namun ternyata perbedaan itu tidak terjadi dan tidak terlihat di tataran realita. Karena secara praktek, para ulama, dan seluruh ummat bermakmum pada mereka, yang senantiasa berbeda secara teori dan wacana, ternyata selalu saja bersepakat dan bersama-sama dalam mengawali puasa Ramadhan, ber-’iedul fitri dan ber-’iedul adha, kecuali antar wilayah yang berjauhan.

Ketiga: Kita ummat Islam di Indonesia, apalagi sebagai komunitas muslim terbesar, rasanya dan semestinya patut malu dan sangat malu, jika sampai dalam hal momen-momen kejamaahan, kebersamaan dan persatuan, serta kegembiraan seperti ini, ternyata kita masih saja tetap “bersikeras” untuk berbeda dan berselisih, serta belum siap dan belum “mau” bersepakat dan bersatu. Padahal saat ini, mungkin hanya tinggal Indonesia saja, satu-satunya negara di dunia, dimana ummat Islam-nya masih tetap belum “mau” dan belum bisa sepakat serta bersatu. Sedangkan ummat Islam lain di tiap negara di dunia, telah bisa sepakat dan bersatu dalam memulai shaum Ramadhan, ber-’iedulfitri dan ber-’iedul adha. Dan jika dalam hal yang paling mungkin untuk disatukan seperti ini saja, kita masih belum siap dan belum bisa bersatu, maka bagaimana lagi dengan harapan penyatuan dalam hal-hal lain?

Akhir kata, meskipun andai faktanya memang benar-benar kita masih belum bisa bersepakat dan bersatu, namun tetap saja perbedaan dan perselisihan yang terjadi, mesti dan harus kita semua sikapi dengan arif, bijak, dewasa, dan proporsional, dengan mengedepankan sikap tafahum (saling bisa memahami), ta’adzur (saling memaklumi), dan tasamuh (saling bertoleransi). Sehingga tidak terjadi dampak-dampak yang lebih negatif lagi. Semoga Allah merahmati kita semua untuk bisa sukses dalam mujahadah menggapai taqwa di bulan tarbiyah dan tazkiyah nan suci serta mulia ini. Taqabbalallahu minnaa wa minkum! Aamiin!

sumber: PKS Jatim Online